Oleh: Arif Prasetyo Wibowo
Merdeka!!!
Anak-Anak Revolusi adalah judul buku yang ditulis oleh Budiman Sudjatmiko,
terdiri dari dua jilid (hanya saja sampai saat ini penulis baru mampu membeli
Jilid Satu, semoga Pak Budiman Sudjatmiko mau memberikan buku Jilid Dua-nya
agar penulis selaku generasi muda dapat mengerti serta memahami akan alur jalan pemikiran Pak
Budiman Sudjatmiko sehingga meneruskannya). Bapak Budiman Sudjatmiko sendiri
dimata penulis adalah seorang yang heorik (walaupun hanya melihat dari tayangan
youtube) karena mampu menjadi inspirator bagi generasi muda selaku generasi
penerus dalam tongkat estafeta kepemimpinan bangsa.
Buku Anak-Anak
Revolusi ini merupakan sebuah
autobiografi kehidupan masa kecil seorang Budiman Sudjatmiko dimana dalam Buku Jilid
Satu ini penulis selaku pembaca sangat terbawa oleh alur cerita dalam kehidupan
seorang Budiman Sudjatmiko dimasa kanak-kanak yang melihat Mbah Dimin mati gantung
diri akibat kemelaratan karena tak mampu membayar hutang pada
"lintah darat", Mbah Dimin dijadikannya simbol sebagaimana Bung Karno
menyimbolkan sosok Marhaen yang tereksploitasi oleh sistem sehingga tidak mampu
hidup berkecukupan dan mati gantung diri akibat kebodohan serta pelarian dalam
menyeleseikan permasalahannya.
Tanpa banyak basa-basi lagi semoga kata-kata mutiara yang
penulis ambil dari buku berjudul Anak-Anak
Revolusi (Jilid 1) karangan Bapak Budiman Sudjatmiko ini
dapat menginspirasi para pembaca.
"Tubuh hanya akan
jujur kepada mu saat adrenalin lenyap".
"Masa kecil
adalah seperti moment ketika tali ditarik dan busur bergerak melengkung, bersiap
meluncurkan anak panah api. Siap menerangi langit, mencapai sasaran atau padam
sama sekali ditengah perjalanan".
"Aksara adalah
kunci emas untuk membongkar warisan peradaban dari generasi terdahulu".
"Tidak ada yang
lebih lapar dari pada waktu".
"Pada awal
perubahan selalu mendatangkan kesulitan, namun sang waktu akan selalu menemani
jiwa-jiwa yang ingin belajar".
"Bagiku kehidupan
bermartabat itu sederhana: tidak jatuh dalam kehinaan, kebebalan dan
kemiskinan".
"Ah.. kupikir tak
ada yang lebih membahagiakan bagi seseorang kecuali bisa dilahirkan
berkali-kali setelah menempuh pengalaman mendekati kematian berkali-kali pula".
"Sesungguhnya
saat kita merawat buku, kita sedang merawat peradaban juga".
"Bagiku politik
adalah memerdekakan jiwa-jiwa sederhana supaya tidak terombang-ambing di antara
kehidupan miskin dan kematian tragis".
"Oh tuhan,
tunjukan padaku cara untuk membuat dia menegurku. Jika engkau berkenan
menunjukan caranya padaku, akan ku persembahkan doaku yang terindah dirumah
nanti malam".
"Untuk meraih keberhasilan kita, kita harus
setia dengan rasa ingin tahu itu, sesederhana apapun ia".
"Bagiku membaca
buku (apapun itu) adalah petunjuk untuk bertindak".
"Aku adalah pelayar
yang tak sabar untuk menyongsong badai atau pelabuhan baru untuk bersinggah".
"Tidak perlu
mahkota bagi seekor pemimpin domba diantara kawananya".
"Ketika sedang
terjebak disebuah rimba yang gelap, jangan pernah biarkan api mu padam".
"Selama rakyat
mau berpikir, ini akan membangkitkan rasa percaya diri mereka".
"Tidak ada yang
lebih indah selain melihat mimpi-mimpimu mulai terwujud menjadi kenyataan.
"Ada banyak orang
yang menginginkan perubahan, namun terlalu sedikit yang mau memulainya".
"Perjuangan itu
sejatinya seperti tubuh manusia. Jika kamu dapat bertahan dari penyakit, kamu
akan menjadi semakin kuat".
"Jika kamu terus konsisten
bekerja demi sebuah nilai yang kamu yakini, suatu saat alam akan mendukung mu
pada waktu yang tepat".
"Kelemahan kita
adalah terlalu banyak wacana, tapi tidak pernah mendaratkannya ke bumi".
"Jangan pernah
membiarkan lilin padam, karena kita tiidak akan pernah tahu kapan gelap akan
datang".
"Siapapun yang
tidak berani berperang tidak layak merayakan kemenangan".
"Eros adalah energi cinta yang terdalam. Ia
berada dengan pengertian cinta yang lain. Eros bukanlah storge (cinta kepada keluarga),
philia (pertemanan), ataupun agape (cinta kepada Tuhan)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar