Senin, 11 Juli 2016

Kata-kata Bijak, Quote, Nasehat dari Buya Hamka dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah



Oleh: Arif Prasetyo Wibowo

Film Dibawah Lindungan Ka'bah adalah sebuah film drama romantis Indonesia yang dirilis pada tahun 2011 dan disutradarai oleh Hanny R. Saputra. Film ini diangkat dari novel karya sastra Buya Hamka yang berjudul "Dibawah Lindungan Ka'bah" pada tahun 1978 dan dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella. Tanpa banyak basa-basi lagi, quote dibawah merupakan kutipan dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah yang semoga dapat mengispirasi para pembaca;

Apapun alasan kau ada disitu, sama dengan alasan ku ada disini sekarang.
Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Zaenab: Jika kelak impian kau akan terwujud, ku titip kan doa ku bersama mu mid.
Hamid: Apa itu Zaenab?
Zaenab: Doakan aku, agar aku menikah dengan lelaki yang aku cintai dan mencintaiku mid.
dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Apa yang tampak berasal dari yang tak tampak, dan apa yang tampak dari pada diriku pun sekarang berasal dari yang tak tampak, yaitu Allah. Dan hadiah terbesar yang pernah ia berikan untuk ku, yaitu cinta seorang ibu.
Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Jangan berharap lebih. Makin tinggi harapan, makin sakit jatuhnya.
Emak Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Sampai kapan pun emas tak kan setara dengan loyang, dan sutra tak sebangsa dengan benang.
Emak Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Membaca Al-Qur'an itu harus dengan lafal yang tepat, karena jika kita membacanya berbeda maka maknanya pun akan berbeda.
Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Kata-kata perempuan adalah baik. Hikmat pada Orangtua, patuh pada suami, takut kepada Allah, mengikuti perintah sunnah rosulloh. Perempuan mengenal rumah tangga seperti memahami setiap sisi dirinya sendiri. Walaupun terkadang perjuangan mereka sulit, kaum perempuan tak berkeluh kesah, tak juga menyombongkan diri, selalu meletak kan sesuatu pada tempatnya, inilah harkat perempuan yang mulia dan bermartabat dengan lima sifat utama; benar, jujur, pandai, faseh terdidik, dan bersifat malu. Dari merekalah kita dilahirkan, maka kepada merekalah kasih kita seharusnya berada.
Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa ketika kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup.
Emak Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Bukan kah kau juga pergi sendirian Hamid, dan kita tahu sebenarnya kita tak pernah sendirian, kita punya allah.
Emak Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah

Untuk melewati badai kita harus terus berjalan, bukan berhenti. Dan untuk terus berjalan, hanya ada dua hal yang harus terus kita bawa, keyakinan dan cinta.
Hamid, dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah





Jumat, 01 Juli 2016

Kata-kata Bijak, Quote, Nasehat dari Bung Karno dalam Buku Dibawah Bendera Revolusi (Jilid 1)




Oleh: Arif Prasetyo Wibowo

       “Menjadi Guru Dimasa Kebangunan” merupakan pesan terakhir yang ditulis tangan langsung oleh Bung Karno dalam buku fenomenal yang berjudul Dibawah Bendera Revolusi (Jilid 1). Buku Dibawah Bendera Revolusi terdiri dari dua jilid, pada jilid pertama terdiri dari 61 judul tulisan yang berisi tentang gagasan pemikiran Bung Karno mengenai bagaimana mendirikan gedung Indonesia Merdeka, sedangkan pada jilid kedua terdiri dari 20 judul pidato 17 Agustus dari Presiden Bung Karno.

       Sekedar Informasi, saat ini untuk membaca bahkan memiliki buku Dibawah Bendera Revolusi sudah sangat mudah, karena sudah ada edisi paripurna yang merupakan edisi pembeharuan. Terakhir yang penulis lihat di salah satu Toko Buku kenamaan, buku Dibawah Bendera Revolusi jilid 1 dan jilid 2 bisa anda miliki dengan harga Rp. 600.000,00 (Enam Ratus Ribu Rupiah) saja.

         Tanpa banyak basa-basi lagi, berikut kutipan dalam tulisan Bung Karno yang berjudul “Menjadi Guru Dimasa Kebangunan” dalam buku Dibawah Bendera Revolusi (Jilid 1) semoga mengispirasi;
    
Di masa kebangunan, maka seharusnya tiap-tiap orang harus menjadi pemimpin, menjadi guru.

Pemimpin! Guru! Alangkah haibatnya pekerjaan menjadi pemimpin di dalam sekolah, menjadi guru di dalam sekolah, menjadi guru dalam arti yang spesial, yakni pembentuk akal dan jiwa anak-anak! Terutama sekali di zaman kebangunan! Hari kemudiannya manusia adalah di dalam tangan si guru itu, -menjadi Manusia Kebangunan atau bukan Manusia kebangunan.

Wie de jeugd heeft, heeft de toekomst (yang memiliki pemuda, memiliki masa depan).

Hanya guru yang benar-benar rasul kebangunan dapat membawa anak ke dalam alam kebangunan. Hanya guru yang dadanya penuh dengang jiwa kebangunan dapat ”menurunkan” kebangunan ke dalam jiwa anak.

Onderwijs is in zekeren zin een voortplanting! (pendidikan adalah reproduksi yang penuh arti!)

Guru yang sifat hakikatnya hijau akan “beranak” hijau, guru yang sifat hakikatnya hitam akan “beranak” hitam, guru merah akan “beranak” merah.

Semua sifat hakekatnya masyarakat kita itu adalah terbayang di dalam perguruan-perguruan itu.
Sesuatu bangsa mengajar dirinya sendiri! Sesuatu bangsa hanyalah dapat mengajarkan apa yang terkandung di dalam jiwanya sendiri!

Bangsa orang merdeka akan mendidik anak-anaknya menjadi orang-orang merdeka.

Bangsa yang dikungkung oleh kapitalisme, yang terpecah belah di dalam kelas-kelas yang memusuhi satu sama lain, akan menunjukkan di dalam onderwijsn-nya (pendidikan-nya) semua perpecahbelahan, semua pertikaian dan percideraan, semua nafsu-nafsunya penderitaan dan perjoangan, semua kuman-kumannya devide et impera yang asalnya dari kungkungan kapitalisme itu.

Guru-guru Taman Siswa, satu per satu, harus ikut menjadi prajurit dan pahlawannya massa wil dan massa dynamiek, prajurit dan pahlawannya iradah kebangunan di zaman kebangunan!

Roh kerakyatan, roh kemerdekaan, roh kelaki-lakian (kekesatriaan) harus berkobar di dalamnya guru-guru itu. Roh tiga inilah yang harus menjadi api keramatnya mereka punya jiwa, menjadi wahyu penghaibat hidup, wahyu cakra ningrat yang manjing di dalam mereka punya sukma.

Orang hanyalah dapat menangkap roh kerakyatan, roh kemerdekaan, roh kekesatriaan itu benar-benar, kalau ditangkapnya dengan alat vrijheid van gedachte (kebebasan berpikir) yang diper-usahakan dengan cara yang benar.

Tahukah Tuan, apa yang saya selalu nasehatkan kepada guru-guru sekolahan rendah yang di bawah pengawasan saya? Saya, yang sebagai juga lain-lain Saudara, alhamdulillah, diberkati dan dikaruniai Allah dengan rasa cinta kepada kerakyatan dan kemedekaan, saya menasehatkan kepada guru-guru sekolahan rendah itu supaya sedapat mungkin perkataan-perkataan ”kerakyatan” dan ”kemerdekaan” itu janganlah satu kali pun diucapkan di hadapan anak-anak! Sebab manakala si guru itu benar-benar menyala jiwanya dengan roh kerakyatan dan roh kemerdekaan karena percikan-percikan api toepassing vrijheid van gedachte (penerapan kebebasan cara berpikir), dan manakala si guru juga meng-geladi murid-muridnya toepasen vrijheid van gedachte (penerapan kebebasan cara berpikir) itu dengan diberi bahan-bahan inlichting (informasi) yang secukupnya, maka, meski zonder (tanpa) ”cekokan”, zonder ”metode suruh telan” zonder ”formula-formulaan”, dengan sendirinya toch terjadilah voortplanting (reprodukdi) juga.

Kerakyatan ialah satu system, dimana opvoedings-principe (prinsip-pendidikan) mengambil tempat yang terkemuka dan terpenting.

Dan inilah pula makna perkataan Lincoln bahwa in de kinderen zijn de kiemen, de beginselen van gedachten (anak-anak adalah kuman, prinsip-prinsip pikiran). Satu kali gedachte (pemikiran) itu menjadi jiwa anak-anak dengan cara logisch (yakni karena toepassing-nya vrijheid van gedachte-kebebasan aplikasi-nya pemikiran), satu kali ia menetas secara logisch di dalam sarangnya keinsyafan anak-anak itu, maka ia akan tetap bersarang di situ sampai terbawa masuk ke dalam lubang kubur!

Sabtu, 18 Juni 2016

Kata-kata Bijak, Quote, Nasehat dari Budiman Sudjatmiko dalam Buku Anak-Anak Revolusi Jilid Satu.

Oleh: Arif Prasetyo Wibowo


Merdeka!!!
          Anak-Anak Revolusi adalah judul buku yang ditulis oleh Budiman Sudjatmiko, terdiri dari dua jilid (hanya saja sampai saat ini penulis baru mampu membeli Jilid Satu, semoga Pak Budiman Sudjatmiko mau memberikan buku Jilid Dua-nya agar penulis selaku generasi muda dapat mengerti serta memahami akan alur jalan pemikiran Pak Budiman Sudjatmiko sehingga meneruskannya). Bapak Budiman Sudjatmiko sendiri dimata penulis adalah seorang yang heorik (walaupun hanya melihat dari tayangan youtube) karena mampu menjadi inspirator bagi generasi muda selaku generasi penerus dalam tongkat estafeta kepemimpinan bangsa.
Buku Anak-Anak Revolusi ini merupakan sebuah autobiografi kehidupan masa kecil seorang Budiman Sudjatmiko dimana dalam Buku Jilid Satu ini penulis selaku pembaca sangat terbawa oleh alur cerita dalam kehidupan seorang Budiman Sudjatmiko dimasa kanak-kanak yang melihat Mbah Dimin mati gantung diri akibat kemelaratan karena tak mampu membayar hutang pada "lintah darat", Mbah Dimin dijadikannya simbol sebagaimana Bung Karno menyimbolkan sosok Marhaen yang tereksploitasi oleh sistem sehingga tidak mampu hidup berkecukupan dan mati gantung diri akibat kebodohan serta pelarian dalam menyeleseikan permasalahannya.
Tanpa banyak basa-basi lagi semoga kata-kata mutiara yang penulis ambil dari buku berjudul Anak-Anak Revolusi (Jilid 1) karangan Bapak Budiman Sudjatmiko ini dapat menginspirasi para pembaca.

"Tubuh hanya akan jujur kepada mu saat adrenalin lenyap".

"Masa kecil adalah seperti moment ketika tali ditarik dan busur bergerak melengkung, bersiap meluncurkan anak panah api. Siap menerangi langit, mencapai sasaran atau padam sama sekali ditengah perjalanan".

"Aksara adalah kunci emas untuk membongkar warisan peradaban dari generasi terdahulu".

"Tidak ada yang lebih lapar dari pada waktu".

"Pada awal perubahan selalu mendatangkan kesulitan, namun sang waktu akan selalu menemani jiwa-jiwa yang ingin belajar".

"Bagiku kehidupan bermartabat itu sederhana: tidak jatuh dalam kehinaan, kebebalan dan kemiskinan".

"Ah.. kupikir tak ada yang lebih membahagiakan bagi seseorang kecuali bisa dilahirkan berkali-kali setelah menempuh pengalaman mendekati kematian berkali-kali pula".

"Sesungguhnya saat kita merawat buku, kita sedang merawat peradaban juga".

"Bagiku politik adalah memerdekakan jiwa-jiwa sederhana supaya tidak terombang-ambing di antara kehidupan miskin dan kematian tragis".

"Oh tuhan, tunjukan padaku cara untuk membuat dia menegurku. Jika engkau berkenan menunjukan caranya padaku, akan ku persembahkan doaku yang terindah dirumah nanti malam".

 "Untuk meraih keberhasilan kita, kita harus setia dengan rasa ingin tahu itu, sesederhana apapun ia".

"Bagiku membaca buku (apapun itu) adalah petunjuk untuk bertindak".

"Aku adalah pelayar yang tak sabar untuk menyongsong badai atau pelabuhan baru untuk bersinggah".

"Tidak perlu mahkota bagi seekor pemimpin domba diantara kawananya".

"Ketika sedang terjebak disebuah rimba yang gelap, jangan pernah biarkan api mu padam".

"Selama rakyat mau berpikir, ini akan membangkitkan rasa percaya diri mereka".

"Tidak ada yang lebih indah selain melihat mimpi-mimpimu mulai terwujud menjadi kenyataan.

"Ada banyak orang yang menginginkan perubahan, namun terlalu sedikit yang mau memulainya".

"Perjuangan itu sejatinya seperti tubuh manusia. Jika kamu dapat bertahan dari penyakit, kamu akan menjadi semakin kuat".

"Jika kamu terus konsisten bekerja demi sebuah nilai yang kamu yakini, suatu saat alam akan mendukung mu pada waktu yang tepat".

"Kelemahan kita adalah terlalu banyak wacana, tapi tidak pernah mendaratkannya ke bumi".

"Jangan pernah membiarkan lilin padam, karena kita tiidak akan pernah tahu kapan gelap akan datang".

"Siapapun yang tidak berani berperang tidak layak merayakan kemenangan".

"Eros adalah energi cinta yang terdalam. Ia berada dengan pengertian cinta yang lain. Eros bukanlah storge (cinta kepada keluarga), philia (pertemanan), ataupun agape (cinta kepada Tuhan)".

Rabu, 15 Juni 2016

Revolusi Mental dipersimpangan jalan


Oleh: Arif Prasetyo Wibowo



Merdeka!!!
Dalam menyambut datangnya fajar baru kepemimpinan bangsa dan negara serta untuk mempercepat terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, Presiden Joko Widodo sejak masa kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden memiliki visi dan misi yang akan dilaksanakan apabila terpilih menjadi kepala negara Republik Indonesia. Waktu terus berputar dan saat ini adalah waktu yang tepat dalam melaksanakan serta membuktikan kecanggihan visi dan misi yang digagasnya sejak masa pemilihan kepala negara yang kita kenal dengan “Jalan Perubahan Untuk Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian” dengan sembilan agenda prioritas “NAWACITA” dan program aksi “Revolusi Mental”.
Melihat perspektif sejarah berdirinya negara Indonesia yang menggunakan konsep negara kesatuan sebagai bentuk negara Indonesia, secara yuridis diawali para Founding Father dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dimana salah satu tokohnya yaitu Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan lima prinsip dasar dalam mendirikan gedung Indonesia merdeka, yang pertama adalah kebangsaan Indonesia. Dalam Pidato "Lahir-nya Pancasila” Bung Karno menjelaskan definisi kebangsaan Indonesia, yaitu “seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik-nya telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa tinggal dikesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnya!”.
Untuk memulihkan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada masa kejayaannya, Revolusi Mental digadang-gadang merupakan sebuah solusi atas berbagai macam persoalan dalam menjawab permasalahan konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga apa bila tidak ditanggulangi dapat menganggu jalannya stabilitas dalam pembangunan nasional. Majelis Permusyawaratan Rakyat melalui Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa telah mengidentifikasi permasalahan ini sebelumnya, diantaranya adalah; lemahnya pengamalan dan penghayatan agama, fanatisme kedaerah, tidak berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan, ketidakadilan ekonomi yang berasal dari kebijakan publik, kurangnya keteladanan tokoh bangsa, penegakan hukum yang belum optimal, local wisdom belum mampu menjadi penyaring dalam merespon pengaruh budaya negatif dari luar, meningkatnya prostitusi, perjudian dan narkoba, kurangnya pemahaman otonomi daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melihat arah berdirinya bangsa atas negara Indonesia melalui sejarah dan keadaan saat ini serta diperkuat identifikasi ancaman yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat melalui Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentunya terjadi ketidak sesuaian yang menganggu arah tujuan kehidupan bernegara dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, hal ini merupakan ancaman yang bersifat nirmiliter dimana dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia diterangkan acaman nirmiliter adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor nirmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Selanjutnya ancaman nirmiliter ini dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan informasi, serta keselamatan umum.
Sebagai sebuah manifesto ideologis akan jalannya kepemimpinan yang menggunakan  Pancasila 1 Juni 1945 sebagai pembimbing terwujudnya masyarakat adil dan makmur sudah barang tentu semenjak pelantikan dan sampai saat ini sosialisasi sudah bukan lagi alasan dalam penyegeraan program aksi Revolusi Mental khususnya dibidang Pendidikan, langkah kongkrit dalam pelaksanaan program aksi Revolusi Mental sebagai mana yang termaktub dalam “Sembilan Agenda Prioritas” point delapan menyatakan “akan melakukan revolusi karakter bangsa” dengan menggunakan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sebagai agen sosialisasi yang mengedepankan pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotism dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Hal ini pun tercantum dalam silabus kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dimana dalam Kompetensi Dasar point (2.1) menerangkan pengaktualisasian nilai dan moral Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang nyata sesuai dengan jalannya sembilan agenda prioritas point depalan tentang “revolusi karakter bangsa” dibidang pendidikan yang sampai saat ini belum terealisasi melalui program aksi Revolusi Mental.
Sebagai mana yang termaktub didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alenia ke empat serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi ..... warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut merupakan jawaban atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kurikulum jenis pendidikan umum untuk pendidikan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dengan cakupan  peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia, kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara.
Saat ini Revolusi Karakter Bangsa belum menyentuh pada bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan perlu melakukan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam merealisasikan program aksi Revolusi Mental dibidang pendidikan. Penataran mengenai program aksi Revolusi Mental perlu di sosialisasikan pula kepada guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan seluruh Indonesia selaku agen sosialisasi kepada peserta didik dalam merealisasikan Revolusi Karakter Bangsa. Hal ini sangat diperlukan dalam mewujudkan generasi Indonesia hebat, agen-agen sosialisasi yaitu guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu mendapat suatu arahan dan pencerahan dalam pelurusan sejarah pembentukan bangsa yang sesuai dengan program aksi Revolusi Mental.
Penataran atau seminar mengenai program aksi Revolusi Mental point depalan sangat perlu dilakukan kepada agen-agen sosialisasi khususnya tenaga kependidikan yaitu guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selaku agen sosialisasi mutlak mengenai program aksi Revolusi Mental ini, karena Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peranan dan andil yang sangat besar dalam membentuk generasi yang berjiwa Pancasila. Rumpun pendidikan umum khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat identik dengan nilai moral, dimana Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan sarana untuk membekali peserta didik atau generasi muda Indonesia agar memiliki kemampuan dan pengetahuan yang berkenaan dengan hak dan kewajiban warganegara dengan negara serta diharapkan dapat menjadi warganegara yang bisa diandalkan oleh bangsa dan negara.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta program aksi Revolusi mental pun nyatanya memiliki kesamaan karakteristik, yaitu melahirkan suatu masyarakat yang berjiwa Pancasila, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebuah “jembatan emas” yang harus diikut sertakan secara nyata dalam meneguhkan kembali jalan ideologis sebagaimana yang tercantum dalam NAWACITA yang merupakan visi dan misi Presiden Joko Widodo dua tahun lalu. Sehingga apabila program aksi Revolusi Mental disegerakan pelaksanaannya secara nyata pada bidang pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah, sama hal-nya menyegerakan terwujudnya masyarakat adil dan makmur dibidang ketahanan nasional bersifat nirmiliter serta dapat segera terwujudnya generasi Indonesia hebat yang sesuai dengan manifesto Revolusi Mental.

Selasa, 14 Juni 2016

Kata-kata bijak, Quote, Nasehat dari Semaoen (dibaca; Semaun) Tokoh Pergerakan Kemerdekaan Indonesia dalam Buku Hikayat Kadiroen

Oleh: Arif Prasetyo Wibowo


Merdeka!!!
            Semaoen(dibaca; Semaun) adalah salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lahir di Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Mojoagung, Kabupaten Jombang,  Jawa Timur sekitar tahun 1899.  Kata-kata bijak berikut penulis kutip dari kisah roman politik dalam buku judul Hikayat Kadiroen, semoga dapat mengispirasi;
 
"Disuatu ketika dalam hidup manusia, ada saat-saat yang menghidupkan jiwa manusia, ada saat-saatdemikian luar biasa. Yaitu saat seorang bujang mengungkapkan perasaan cintanya kepada orang lain. Yakni pemuda kepada pemudi. Inilah kodrat Tuhan Allah". 

"Ketahuilah, orang yang diam saja dan tidak mau berusaha itu sama halnya dengan melawan kodrat. Sebab habis malam pasti datang siang. Habis susah pasti datang senang. Dan untuk mendapatkan kesenangan itu, kita manusia wajib berusaha"

"Pintar, kuat dan berkuasa selamanya pastilah menang!"

"Orang yang besar kepala selamanya bodoh"

"Ia (ayah kadireon) percaya bahwa nasib seorang manusia itu sudah ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan Allah dan dimana saja orang itu bekerja kalau usahanya memang sungguh-sungguh baik, maka tentulah ia akan mendapatkan kesenangan dan keselamatan"

"Roch dan rah adhi sejati tentu akan mendapatkan buah yang lezat dari perbuatannya"

"Karena semakin mulia maksud seseorang, tambah besar juga lawannya atau godaan dan rintangannya. Rintangan dan godaan tadi akan menjatuhkan orang itu kalau ia tidak kuat. Tetapi, ada satu perkara yang akan memberi kekuatan luar biasa pada manusia yang berusaha dan berbuat baik. Perkara itu adalah kepercayaan kepada Tuhan Allah"

"Seorang manusia yang membela kepentingan beribu-ribu manusia seharusnya memang melupakan kepentingan mereka sendiri. Dan siapa yang melupakan kepentingan diri sendiri itu, tentu tidak takut apa-apa lagi"

"Sesungguhnya, seorang yang dipilih oleh Tuhan Allah menjadi wakilnya untuk menolong si susah, tentu akan mendapat rahmat dari Tuhan Allah pada waktunya sendiri"

"Orang yang mencari kemasyuran, kehormatan dan nama yang harum, akan tidak bisa mendapatkan yang sejati"

"Semua hal yang palsu tidak bisa langgeng"

"Jalannya (Kadiroen) membuktikan kebaikan, yaitu: menolong, membantu, menyenangkan, dan memuliakan beribu-ribu manusia atau rakyat"